Wednesday, July 20, 2016

Filosofi dan Hakekat Bimbingan Konsling


A.    Bimbingan dan Konseling

1.    Pengertian bimbingan
Bimbingan dan konseling merupakan terjemahan dari istilah “guidance” dan “counseling” dalam bahasa Inggris. Secara harfiah istilah “guidance” berasal dari akar kata “guide” yang berarti : mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to manage), dan menyetir (to steer) .

Adapun definisi bimbingan yang telah mengarah kepada pelaksanaan bimbingan di sekolah adalah sebagaimana dikemukakan oleh Miller yang di kutip oleh I Djumhur dan Moh. Surya sebagai berikut: “bimbingan adalah proses bantuan terhadap individu untuk mencapai pemahaman dan pengarahan diri yang di butuhkan untuk melakukan penyesuaian diri yang secara maksimal kepada sekolah, keluarga serta masyarakat .

2.    Pengertian konseling

Sedangkan ”counseling” menurut Shertzer dan Stone dalam Fundamentals of  Guidance (1981) (Yusuf, 2009). Konseling adalah proses interaksi antara konselor dan konseli agar konseli mampu memahami diri dan lingkungannya sehingga pada akhirnya konseli mampu membuat keputusan dan/atau menentukan tujuan dan memilih nilai untuk perilakunya di masa depan .

Advertisment**
Free SEO tools for your Blog and Website!
LinkCollider - Free SEO Tools Plus Social Media Sharing

B.    Filosofi Bimbingan dan Konseling

Filosofis” , berasal dari bahasa Yunani yang terdiri atas suku kataphilein/philos yang artinya cinta dan sophos/Sophia yang artinyakebijaksanaan, hikmah, ilmu, kebenaran, jadi filosofis berarti kecintaanterhadap kebijaksanaan Secara maknawi filsafat dimaknai sebagai suatupengetahuan yang mencoba untuk memahami hakikat segala sesuatuuntuk mencapai kebenaran atau kebijaksanaan.
Sikun Pribadi mengartikan filsafat sebagai suatu “usaha manusia untukmemperoleh pandangan atau konsepsi tentang segala yang ada, dan apamakna hidup manusia di alam semesta ini”. Dapat diartikan juga sebagaiperenungan atau pemikiran tentang kebenaran, keadilan, kebaikan,religi, serta sosial-budaya.
Berarti landasan filosofis bimbingan dan konseling adalah asumsi filosofisyang dijadikan titik tolak dalam rangka studi dan praktek bimbingan dankonseling.

John J. Pietrofesa et.al. (1980) selanjutnya mengemukakan pendapat James Cribbin tentang prinsip-prinsip filosofis dalam bimbingan itu sebagai berikut:

1.    Bimbingan hendaknya didasarkan kepada pengakuan akan kemuliaan dan harga diri individu (klien) dan 
atas hak-haknya untuk mendapat bantuan.

2.    Bimbingan merupakan proses pendidikan yang berkesinambungan. Arti-nya bimbingan merupakan bagian integral dalam pendidikan.

3.    Bimbingan harus respek terhadap hak-hak setiap klien yang meminta bantuan atau pelayanan.

4.    Bimbingan bukan prerogatif kelompok khusus profesi kesehatan mental. Bimbingan dilaksanakan melalui kerjasama, yang masing-masing bekerja berdasarkan keahlian atau kompetensinya sendiri.

5.    Fokus bimbingan adalah membantu individu dalam merealisasikan potensi dirinya.

6.    Bimbingan merupakan elemen pendidikan yang bersifat individualisasi, personalisasi, dan sosialisasi.

3.    Hakikat Manusia

Hakikat Manusia Dalam Landasan Filosofis Bimbingan KonselingLandasan filosofis merupakan landasan yang dapat memberikan arahan danpemahaman khususnya bagi konselor dalam melaksanakan setiap kegiatan bimbingan dankonseling yang lebih bisa dipertanggungjawabkan secara logis, etis maupun estetis.Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling terutama berkenaan dengan usaha.

VictorFrankl, Patterson, Alblaster & Lukes, Thompson &Rudolph, dalam Prayitno, 2003) telahmendeskripsikan tentang hakikat manusia sebagai berikut :

a.    Manusia adalah makhluk rasional yang mampu berfikir dan mempergunakan ilmu untukmeningkatkan perkembangan dirinya.

b.    Manusia dapat belajar mengatasi masalah-masalah yang dihadapinya apabila dia berusahmemanfaatkan kemampuan-kemampuan yang ada pada dirinya.

c.    Manusia berusaha terus-menerus memperkembangkan dan menjadikan dirinya sendirikhususnya melalui pendidikan.

d.    Manusia dilahirkan dengan potensi untuk menjadi baik dan buruk dan hidup berarti upayauntuk mewujudkan kebaikan dan menghindarkan atau setidak-tidaknya mengontrolkeburukan.

e.    Manusia memiliki dimensi fisik, psikologis dan spiritual yang harus dikaji secara mendalam.

f.    Manusia akan menjalani tugas-tugas kehidupannya dan kebahagiaan manusia terwujudmelalui pemenuhan tugas-tugas kehidupannya sendiri .

C.    Hakikat Bimbingan dan Konseling

1.    Asas Bimbingan dan Konseling

Menurut Prayitno ada beberapa macam asas bimbingan dan konseling seperti asas kerahasiaan, asas kesukarelaan, asas keterbukaan,  asas kegiatan, asa kemandirian, asas kekinian, asas kedinamisan, asas keterpaduan, asas kenormatifan, asas keahlian, asas alih tangan, asas Tut Wuri Handayani .

2.    Tujuan Bimbingan Konseling

Dalam hal tertentu, sesuai dengan permasalahan yang dihadapi akan terdapat prioritas dalam sasaran bimbingan dan konseling tersebut.
Tujuan pelayanan bimbingan bagi sekolah adalah:

1.    Menyusun dan menyesuaikan datatentang semua murid.

2.    Sebagai penengah antara sekolah dan masyarakat.

3.    Mengadakan penelitian tentang murid dan latar belakangnya.

4.    Menyelenggarakan program testing, baik untuk keperluan seleksi maupun penempatan.

5.    Membantu menyelenggarakan penataan bagi guru dan personal lainnya, yang berhubungan dengan kegiatan bimbingan.

6.    Melanjutkan penelitian terhadap siswa yang telah meninggalkan sekolah

Tujuan pelayanan bimbingan bagi murid:

1.    Membantu para murid sehinggan mencapai penghargaan pada diri sendiri secara realistis.

2.    Mendorong para murid membuat dan enentukan pilihan secara baik terhadap program yang diikuti di sekolah, sesuai dengan kemampuan mereka, yang semuanya kelak akan menentukan murid-murid pada peluang pemilihan secara luas setelah mereka tamat sekolah menengah.

3.    Membantu para murid dalam penyesuaian diri mereka sekaitan dengan tautan-tautan sekolah, sosial dan pribadi mereka dalam sekolah.

4.    Mendorong para murid agar setelah tamat sekolah menegah mereka mengikuti latihan-latihan tertentu.

5.    Membantu para murid dalam hal penempatan .

D.    Bimbingan dan Konseling Pada Jenjang Sekolah

Bimbingan dan konseling dalam satuan jalur pendidikan formal penting, mengingat bahwa perkembangan peserta didik pada masing-masing jenjang pendidikan akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, misalnya perkembangan di PAUD/TK/RA akan berpengaruh pada perkembangan selanjutnya, dimana perkembangan di SD/MI-SMP/MTs-SMA/MA/SMK, dan PT sangat ditentukan oleh bagaimana keberhasilan anak melampaui masa sekolahnya di PAUD/TK/RA.dan seterusnya.

1.    Bimbingan dan Konseling di Sekolah Dasar

a.    Urgensinya

Bimbingan  merupakan  suatu bentuk  bantuan yang diberikan  kepada individu agar dapat mengembangkan kemampuannya seoptimal mungkin, dan membantu siswa agar memahami dirinya (self understanding), menerima dirinya (self acceptance), mengarahkan dirinya (self direction), dan merealisasikan dirinya (self realization). Perlunya Bimbingan dan Konseling di SD  jika dikaji  secara mendalam, Setidaknya ada tiga hal utama yang melatarbelakangi perlunya bimbingan, yakni tinjauan secara umum (aspek pedagogis), sosiokultural, dan aspek psikologis.

1)    Latar Belakang Pedagogis.   

a)    bahwa yang menjadi tujuan inti dari pendidikan adalah perkembangan kepribadian secara optimal bagi  setiap anak didik. Pendidikan diartikan sebagai suatu usaha sadar untuk mengembangkan kepribadian yang berlangsung di sekolah maupun di luar sekolah dan berlangsung seumur hidup.

b)    Secara umum, perlunya bimbingan berhubungan erat dengan pencapaian tujuan pendidikan  nasional, yaitu  meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, berdisiplin, bekerja keras, tangguh, bertanggung jawab, mandiri, cerdas dan terampil serta sehat jasmani dan rohani.

2)    Latar Belakang Sosiokultural.
    Perkembangan zaman (globalisasi) menimbulkan perubahan dan kemajuan dalam masyarakat. Aspek perubahan meliputi: sosial, politik, ekonomi, industri, informasi dan sebagainya. Akibatnya ialah berbagai permasalahan yang dihadapi oleh individu, misalnya, pengangguran, syarat-syarat pekerjaan, penyesuaian diri, jenis dan kesempatan pendidikan, perencanaan dan pemilihan pendidikan, masalah hubungan sosial, masalah keluarga, keuangan, masalah pribadi, dan sebagainya

3)    Latar Latar belakang psikologis

a)    Masalah perkembangan individu; Proses perkembangan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik dari dalam yaitu pembawaan dan kematangan, dan faktor luar, yaitu  pendidikan dan  lingkungan.

b)    Masalah perbedaan individual.    
            Timbulnya perbedaan individu ini dapat kita kembalikan kepada faktor pembawaan dan lingkungan sebagai komponen utama bagi terbentuknya keunikan individu.

c)    Masalah kebutuhan  individu;
Kebutuhan merupakan dasar timbulnya tingkah laku individu. Individu bertingkah laku karena ada dorongan untuk memenuhi kebutuhannya. Pada umumnya secara psikologis dikenal ada dua jenis kebutuhan dalam diri individu yaitu kebutuhan biologis dan kebutuhan sosial/psikologis.

d)    Masalah penyesuaian diri dan kelainan tingkah laku.
        Proses penyesuaian diri ini banyak sekali menimbulkan berbagai masalah terutama bagi diri individu sendiri. Jika individu dapat berhasil memenuhi kebutuhannya sesuai dengan lingkungannya dan tanpa menimbulkan gangguan atau kerugian bagi lingkungannya, hal itu disebut “adjusted” atau penyesuaian yang baik   

e)    Masalah belajar.
        Pendidikan itu sendiri dapat diartikan sebagai bantuan perkembangan dengan melalui kegiatan belajar. Secara psikologis belajar dapat diartikan sebagai suatu proses memperoleh perubahan tingkah laku untuk memperoleh pola pola respons yang baru yang diperlukan dalam interaksi dengan lingkungan secara efisien. Beberapa masalah belajar, misalnya bagamana menciptakan kondisi yang baik agar perbuatan belajar berhasil.

b.    Masalah-masalah bimbingan konseling di SD Jenis-jenis masalah yang dialami murid sekolah dasar bisa bermacam-macam. Prayitno,(1997) menyusun serangkaian masalah murid di sekolah dasar. Masalah itu diklarifikasikan atas:

1)    Masalah perkembangan jasmani dan kesehatan.

2)    Masalah keluarga 

3)    Masalah-masalah psikologis.

4)    Masalah-masalah social.

5)    Masalah kesulitan dalam belajar.

6)    Masalah motivasi dan pendidikan pada umumnya.

c.    Model-Model Pendekatan BK pada SD

    Myrick yang diperjelas kembali oleh Sunaryo Kartadinata (1992) mengemukakan empat pendekatan dapat dirumuskan sebagai pendekatan dalam bimbingan, yaitu :

1)    Pendekatan krisis, dalam pendekatan krisis pembimbing menunggu munculnya  suatu krisis dan dia bertindak membantu seseorang yang menghadapi krisis itu.

2)    Pendekatan Remedial, di dalam pendekatan remedial guru akan memfokuskan bantuannya kepada upaya menyembuhkan atau memperbaiki kelemahan-kelemahan yang nampak.

3)    Pendekatan Preventif, mencoba mengantisipasi masalah-masalah generik dan   mencegah terjadinya masalah itu.

4)    Pendekatan Perkembangan, pembimbing yang menggunakan pendekatan ini beranjak dari pemahaman tentang keterampilan dan pengalaman khusus yang dibutuhkan siswa untuk mencapai keberhasilan di sekolah dan di dalam kehidupan.

Advertisment**
Free SEO tools for your Blog and Website!
LinkCollider - Free SEO Tools Plus Social Media Sharing

2.    Bimbingan dan Konseling  di SMP

a.    Urgensinya

1)    Pendidikan menengah berkenaan dengan tujuan institusional ditetapkan bahwa pendidikan menengah bertujuan meningkatkan pengetahuan siswa untuk melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi dan untuk mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan kesenian. Meningkatkan kemampuan siswa sebagai anggota masyarakat dalam mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial.

2)    Kebutuhan siswa selama rentang umur 12-15 tahun
Kebutuhan utama pada masa ini adalah kebutuhan psikologis, seperti mendapat kasih sayang, menerima pengakuan terhadap dorongan untuk semakin mandiri, memperoleh prestasi di berbagai bidang yang dihargai oleh teman sebaya, merasa aman dengan perubahan dengan kelas mainnya. Tantangan pokok pada masa ini adalah menghadapi diri sendiri bila sudah mulai memasuki fase pueral (masa pubertas), yaitu mengalami segala gejala kematangan seksual yang biasanya sering disertai dengan aneka gejala sekunder seperti berkurangnya semangat untuk bekerja keras, kegelisahan (galau), kepekaan perasaan, kurang percaya diri, dan penantangan terhadap kewibawaan orang dewasa.

b.    Masalah-masalah Bimbingan dan konsling  di SMP

1)    Masalah yang dihadapi dalam belajar

a)    Faktor keluarga

b)    Faktor lingkungan

c)    Lingkungan pergaulan remaja

2)    Perkembangan  fisik dan  psikis remaja
Perkembangan fisik, Pertumbuhan fisik adalah perubahan yang berlangsung secara fisik dan merupakan gejala primer dalam pertumbuahn remaja. Berkaitan dengan perkembangan fisik anak remaja, yang terpenting adalah aspek seksualitas. Aspek seksualitas dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu:

a)    Perubahan Seks Primer. Yang dimaksud dengan perubahan seks primer adalah perubahan fisik yang berhubungan langsung dengan alat-alat (organ) reproduksi. Dalam perkembangannya remaja pria mengalami pertumbuhan pesat pada organ testis yaitu pembuluh yang memproduksi sperma dan kelenjar prostat. Kematangan organ-organ seksualitas ini memungkinkan remaja pria mengalami pulosio (mimpi basah), keluar sperma. Sementara pada remaja putri terjadi pertumbuhan pesat pada ovarium (kandung telur) yang memproduksi sel telur (ovum) dan hormon untuk kehamilan. Akibatnya terjadi siklus “menarche”(menstruasi pertama)

b)    Perkembangan Seks Sekunder, Perubahan seks sekunder adalah perubahan tanda-tanda jasmaniah yang tidak langsung berhubungan dengan alat reproduksi. Karakteristik seks sekunder pada remaja pria adalah perubahan bentuk tubuh yang lebih jantan seperti bertambah lebarnya bagian bahu. Suara lebih besar, tumbuh rambut pada daerah kelamin, kaki, ketiak, kumis dan jenggot. Karakteristik perubahan fisik seks sekunder remaja putri berupa bertambahnya jaringan ikat dibawah kulit yang berupa lemak terutama pada dada, pantat, paha dan lengan atas. hal ini akan membentuk tubuh remaja putri menjadi lebih wanita (feminim).


c.    Model-Model Pendekatan  Bimbingan Konseling di SMP

1)    Pendekatan krisis,yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh konseli.

2)    Pendekatan remedialyaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis

3)    Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar jangan sampai terjadi

4)    Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi – social dan karirnya. Tujuannya adalah membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan/ potensi yang dimiliki dengan memberikan kesempatan yang seluas-luasnya untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman yang diperlukan dalam kehidupanya.

3.    Bimbingan dan Konseling di SMA

a.    Urgensinya
Tujuan pendidikan menengah atas acap kali dibiaskan oleh pandangan umum demi mutu keberhasilan akademis seperti persentase kelulusan, tingginya nilai Ujian Nasional, tujuan kurikulum menekankan penyiapan peserta didik (sekolah menengah umum / SMU) untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi atau penyiapan peserta didik (sekolah menengah kejuruan / SMK) agar sanggup memasuki dunia kerja. Akibatnya, proses pendidikan di jenjang sekolah menengah akan kehilangan bobot dalam proses pembentukan pribadi. Betapa pembentukan pribadi, pendampingan pribadi, pengasahan nilai-nilai kehidupan (values) dan pemeliharaan kepribadian siswa (cura personalis) terabaikan. Ini di buktikan dengan kenyataan banyak adanya tindakan di kalangan pelajar dengan adanaya tawuran antar pelajar, dan tindakan yang tergolong kriminal lain. Dengan demikian tugas konselor lembaga bimbingan konseling peran yang sebenarnya dan paling potensial menggarap, pemeliharaan kepribadian dan pengasahan nilai-nilai kehidupan siswa tsb.

b.    Model-Model Pendekatan BK di SMA

1)    Pendekatan krisis,yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang didasarkan adanya krisis yang dialami oleh konseli. Tujuannya untuk membantu peserta didik dalam mengatasi krisis atau masalah yang dihadapi / dialami oleh konseling.

2)    Pendekatan remedialyaitu membantu mengatasi kelemahan-kelemahan yang dimiliki peserta didik dan berupaya pemberian remidi terhadap kelemahan-kelemahan tersebut, Tujuannya untuk memperbaiki kesulitan-kesulitan yang dialami peserta didik dalam bidang tertentu agar terhindar dari krisis.

3)    Pendekatan preventif, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada pencegahan terjadinya masalah-masalah yang mungkin dialami oleh konseli. Tujuannya mengantisipasi/mencegah masalah-masalah umum yang mungkin dialami peserta didik dan mencoba mencegah masalah tersebut agar jangan sampai terjadi.

4)    Pendekatan perkembangan, yaitu pemberian layanan bimbingan dan konseling yang menekankan pada identifikasi pengetahuan, ketrampilan, sikap dan pengalaman yang diperlukan konseli agar berhasil dalam kehidupan akademik, pribadi social dan karirnya.

c.    Masalah-masalah BK di SMA

Adapun masalah masalah yang ada pada masa ini antara lain sbb:

1)    Permasalahan dalam belajar

     a)    Kemampuan akademik, yaitu keadaan siswa yang diperkirakan memiliki intelegensi yang cukup tinggi, tetapi tidak dapat memanfaatkannya secara optimal.

     b)    Ketercepatan dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki IQ 130 atau lebih tetapi masih memerlukan tugas-tugas khusus untuk memenuhi kebutuhan dan kemampuan belajar yang amat tinggi itu.

     c)    Sangat lambat dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang memiliki akademik yang kurang memadai dan perlu dipertimbangkan untuk mendapatkan pendidikan atau pengajaran khusus.

     d)    Kurang motivasi dalam belajar, yaitu keadaan siswa yang kurang bersemangat dalam belajar mereka seolah-olah tampak jera dan malas..

2)    Permaslahan phisik dan phiskis

      a)    Permasalahan yang sedang dihadapinya, sesuai perkembangan usianya sebagai remaja yang sedang berada dalam masa pancaroba yaitu peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa.

     b)    Mereka banyak mengalami konflik karena adanya perubahan-perubahan yang terjadi pada dirinya. Perubahan-perubahan itu meliputi perubahan  psikhis meliputi Perkembangan Intelegensia, Perkembangan Emosi, Perkembangan Moral, sosial dan kepribadian.

0 comments:

Post a Comment